Kamis, 07 April 2016

Seputas Kandungan : Harus Diwaspadai, Keracunan Kehamilan

Keracunan kehamilan (preeklampsia dan eklampsia) kurang mendapat perhatian oleh sebagian ibu yang sedang hamil. Padahal, kasus keracunan kehamilan hingga kini masih menempati urutan kedua sebagai penyebab kematian ibu hamil, bersalin dan nifas di Indonesia.

Menurut dokter Imanudin Sugihartomo, SpOG, dokter spesialis kebidanan dan kandungan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Banyumas, masih ditemukan ibu hamil dengan kasus preeklampsia dan eklampsia datang terlambat .

Kasus tersebut terlambat dibawa ke rumah sakit faktornya antara lain disebabkan ibu hamil belum sungguh-sungguh memahami tentang bahaya dari eklampsia dan kurang kewaspadaan ibu hamil dan keluarga dalam mengenali tanda dan gejala dari preeklampsia dan eklampsia. Padahal kasus eklampsia sangat berbahaya bagi ibu hamil dan janinnya,” terang Imanudian Sugihartomo yang akrab disapa dokter Tommy.

Direktur RSUD Banyumas dokter AR Siswanto Budiwiyoto MKes dalam acara sosialisasi untuk menekan angka kematian ibu (AKI) di lingkungan rumah sakitnya, pekan lalu, mengatakan seiring dengan tekad Pemkab Banyumas yang bertekad menurunkan AKI, RSUD Banyumas berusaha meningkatkan pelayanan pelayanan kebidanan dan kandungan agar AKI bisa ditekan.

Tanda Hampir Sama

Banyumas merupakan salah satu kabupaten yang memelopori penyelamatan ibu dan bayi baru lahir melalui program Expanding Maternal and Neonatal Survival (Emas)".

Untuk mendukung program tersebut, RSUD Banyumas pun berupaya menekan angka kematian Ibu (AKI) dan anak baru lahir,” jelasnya. Tommy mengatakan, eklampsia adalah suatu keadaan ibu hamil mengalami kejang dan sebelumnya didahului dengan adanya tanda dan gejala dari preeklampsia.

Eklamsia merupakan stadium lanjut daripada preekalmsia ringan dan berat. Baik preekalmsia maupun eklamsia keduanya memiliki tanda yang hampir sama seperti hipertensi, pembengkakan dan proteinuria (kelebihan protein dalam urin). Namun dikatakan menjadi eklamsia apabila disertai dengan kejang.

Di RSUD Banyumas pada tahun 2015, dari jumlah persalinan tahun 2015 sebanyak 3.161 persalinan, tercatat jumlah preeklampsia ada 295 kasus dan eklampsia 10 kasus. Kemudian pada Januari 2016, dari 259 persalinan, ada 32 kasus preeklampsia dan satu kasus eklampsia.

Menurut dia, tanda dan gejala dari preeklampsia merupakan suatu tanda dan gejala yang khas dan dapat dengan mudah dikenali oleh ibu maupun keluarga. Antara lain ibu hamil mengalami kenaikan tekanan darah lebih dari 140/90 mmhg, wajah, tangan dan kaki bengkak, penambahan berat badan yang sangat cepat, diikuti keluhan nyeri kepala hebat, mata berkunang-kunang, nyeri ulu hati dan keluhan napas sesak.

Untuk memastikan apakah keluhan ibu hamil tersebut merupakan tanda dan gejala dari preeklampsia maka ibu hamil wajib segera mengunjungi dokter kandungan maupun bidan agar dilakukan pemeriksaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar